-BOGGART-
Bogart, Siapa yang belum pernah mendengar tentang ‘Boggie Man’, atau Bogies. Pendek, gelap, dan pemarah, mahluk yang suka menakuti anak-anak (hanya anak yang bisa melihatnya), mereka memiliki mata merah yang kadang menyala dengan menakutkan, mereka cepat mengambil keputusan dan memiliki watak yang licik, membuat mereka semakin berbahaya kepada siapapun yang berniat buruk padanya. Boggart juga dikenal dengan nama Cucui, Cocos, Bogan, Boggles dan Bogies.
Dalam cerita rakyat di inggris, Boggart adalah roh rumah yang sering menghilangkan benda-benda didalam rumah, susu, bahkan anjing peliharaan kadang bisa ditemukan bermil-mil jauhnya dari rumah.
Boggart selalu berhati dengki, dan akan mengikuti keluarga yang pindah rumah, jika keluarga itu cukup mengasyikan baginya, karena semakin jengkel dan kesal, Boggart semakin senang. Di bagian utara inggris, dipercaya Boggart tidak boleh diberi nama, ketika ia diberi nama, tanpa atau dengan alasan, Boggart akan sulit diatur dan merusak.
Dikatakan bahwa Boggart suka merayapi orang-orang yang tertidur ketika malam hari dan memegang wajah orang itu dengan tangannya yang lembab. kadang Boggart menarik telinga mereka. Konon, menggantungkan sepatu kuda di depan pintu rumah bisa menjaga agar rumah terbebas dari Boggart.
Dalam salah satu kisah dari desa di Lincolnshire countryside, Boggart digambarkan suka membungkuk, berbulu dan bau, cerita berlanjut ketika sang petani membeli sebidang tanah yang dihuni oleh Boggart, ketika petani itu ingin mengolah tanah untuk bekerja, Boggart menjadi marah. Dan setelah berdebat panjang akhirnya mereka memutuskan untuk bekerjasama dan membagi hasilnya. Ketika mereka berdebat tentang apa yang harus mereka tanam, petani itu bertanya kepada Boggart “bagian tanah mana yang ingin kau pakai, sebelah atas atau sebelah bawah?” Boggart memerlukan waktu sejenak sebelum memutuskan “sebelah bawah” tanah yang akan digunakannya untuk menanam sayuran yang ia inginkan. Petani juga menanam sayuran yang ia inginkan, dan pada hari panen ia meraup banyak hasil namun sang Boggart bekerja keras dengan hasil yang sia-sia.
Ketika hari panen berikutnya sang petani menanamkan kentang di tanahnya, dan ketika hasil panen tiba, lagi-lagi petani begitu banyak meraup untung sedangkan Boggart gagal, petani menertawakannya, karena marah, Boggart memutuskan untuk pergi dan tidak pernah kembali lagi.